Adalah sebuah keistimewaan bagi ummat nabi Muhammad bisa merasakan kemu’jizatan nabinya meskipun sudah ditinggalkan. Yaitu Al quran, dimana ia menjadi satu-satunya mukjizat Nabi Muhammad yang masih bisa kita rasakan dengan melihat (membaca), mentadaburi memahami dan menghafalkannya. Sebuah karunia nan agung yang sudah semestinya menarik kita untuk lebih dekat dalam berinteraksi dengannya. Seintens apa kita dengan Al Qur'an maka se-banyak itu pula keberkahan dan keutamaanya mengalir dalam hidup kita. Dan merugi sangat-sangat merugi jika ladang kebaikan ini kita campakan bahkan dengan sengaja kita memberi jarak untuk menjauh dari Al quran. Padahal Berinteraksi dengan Al Qur’an seluruhnya baik, bagaimana tidak? Al qur’an merupakan yang merupakan syariat Agama yang diturunkan langsung kedalam hati Nabi Muhammad SAW, merupakan penutup dan penyempurna syariat bagi agama-agama sebelumnya, ia merupakan perkataan Alloh yang kekal abadi dan tidak datang padanya kebathilan :
﴿ لَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ تَنزِيلٌ مِّنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ ﴾
Yang tidak datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji ( Fushshilat :42)
jadi, tunggu apa lagi segera selami samudera keistimewaan Al Qur'an dengan melakukan berbagai macam bentuk perlakuan terhadap Al Qur'an.
Berikut ini beberapa bentuk interaksi Al Qur’an yang apabila dilakukan akan mendatangkan kebaikan darinya :
Yang dimaksud disini adalah rasa cinta semata, yaitu sebuah perasaan suka, cinta dengan al qur’an meskipun hanya sebatas perasaan dalam hati saja dan tidak mendatangkan bentuk interaksi lainnya. Rosululloh Saw bersabda :
من أَحَبَّ الْقُرْآنَ فَلْيُبْشِ
Artinya : “Barang Siapa mencintai Al Qur’an maka berbahagialah” (HR Ad Darimi)
Berbahagialah karena rasa cintanya dengan Al quran dan berbahagialah karena kebahagiaan ini yang akan disediakan bagi orang yang mencintai Al Qur’an
Yang dimaksud disini adalah duduk dalam halaqoh qur’an tanpa bermaksud mengikuti halaqoh tersebut maupun ingin mendengarkannya, akan tetapi duduk dalam halaqoh al Qur’an karena terpaksa atau ada keperluan dengan orang lain yang kebetulan sedang berada didalam majlis tersebut sehingga ia harus menunggunya dan ikut (nimbrung) di halaqoh tersebut
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , قَالَ : " إِنَّ لِلَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى مَلاَئِكَةً سَيَّارَةً فُضُلاً يَتَبَّعُونَ مَجَالِسَ الذِّكْرِ ، فَإِذَا وَجَدُوا مَجْلِسًا فِيهِ ذِكْرٌ قَعَدُوا مَعَهُمْ ، وَحَفَّ بَعْضُهُمْ بَعْضًا بِأَجْنِحَتِهِمْ حَتَّى يَمْلَئُوا مَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ السَّمَاءِ الدُّنْيَا ، فَإِذَا تَفَرَّقُوا عَرَجُوا وَصَعِدُوا إِلَى السَّمَاءِ ، قَالَ : فَيَسْأَلُهُمُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ . مِنْ أَيْنَ جِئْتُمْ ؟ فَيَقُولُونَ : جِئْنَا مِنْ عِنْدِ عِبَادٍ لَكَ فِي الأَرْضِ يُسَبِّحُونَكَ ، وَيُكَبِّرُونَكَ ، وَيُهَلِّلُونَكَ ، وَيَحْمَدُونَكَ ، وَيَسْأَلُونَكَ . قَالَ : وَمَاذَا يَسْأَلُونِي ؟ قَالُوا : يَسْأَلُونَكَ جَنَّتَكَ . قَالَ : وَهَلْ رَأَوْا جَنَّتِي ؟ قَالُوا : لاَ , أَيْ رَبِّ . قَالَ : فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْا جَنَّتِي ؟ قَالُوا : وَيَسْتَجِيرُونَكَ . قَالَ : وَمِمَّ يَسْتَجِيرُونَنِي ؟ قَالُوا : مِنْ نَارِكَ يَا رَبِّ ، قَالَ : وَهَلْ رَأَوْا نَارِي ؟ قَالُوا : لاَ . قَالَ : فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْا نَارِي ؟ قَالُوا: وَيَسْتَغْفِرُونَكَ . - قَالَ - فَيَقُولُ : قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ فَأَعْطَيْتُهُمْ مَا سَأَلُوا وَأَجَرْتُهُمْ مِمَّا اسْتَجَارُوا - قَالَ - فَيَقُولُونَ : رَبِّ فِيهِمْ فُلاَنٌ , عَبْدٌ خَطَّاءٌ إِنَّمَا مَرَّ فَجَلَسَ مَعَهُمْ . قَالَ : فَيَقُولُ : وَلَهُ غَفَرْتُ هُمُ الْقَوْمُ لاَ يَشْقَى بِهِمْ جَلِيسُهُمْ
Dari Abu Hurairah –Radhiyallahu’anhu- dari Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Sesungguhnya Allah yang Maha Suci dan Maha Tinggi mempunyai beberapa malaikat yang berkeliling mencari majelis dzikir. Apabila mereka telah menemukan majelis dzikir tersebut, mereka pun duduk disana dengan membentangkan sayap mereka, hingga memenuhi ruang antara mereka dan langit paling bawah, dan jika majelis dzikir itu telah selesai, mereka pun naik ke langit.” Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam meneruskan sabdanya : “Kemudian Allah Azza wa Jalla bertanya kepada mereka. Dan Dia lebih tahu daripada mereka. “Kalian datang dari mana?” Mereka (para malaikat) berkata : “Kami datang dari sisi hamba – hamba Mu dibumi yang selalu bertasbih, bertakbir, bertahlil, bertahmid dan meminta kepada Mu.” Lalu Allah Subhanahu wa ta’ala bertanya : “Apa yang mereka minta?” Para Malaikat menjawab : “Mereka memohon surga-Mu?” Allah Subhanahu wa ta’ala bertanya lagi : “Apakah mereka pernah melihat Surga Ku?” Para Malaikat menjawab : “Belum, mereka belum pernah melihatnya.” Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman : “Bagaimana seandainya mereka melihat surga-Ku” Para malaikat berkata lagi : “Mereka juga memohon perlindungan kepada Mu.” Allah Subhanahu wa ta’ala bertanya : “Dari apa mereka meminta perlindungan kepada Ku?” Para Malaikat menjawab : “(Mereka meminta perlindungan) dari Neraka Mu ya Rabb.” Allah Subhanahu wa ta’ala bertanya lagi : “Apakah mereka pernah melihat neraka Ku?” Para Malaikat menjawab : “Belum pernah” Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman : “Bagaimana seandainya mereka melihat neraka Ku.” Para Malaikat pun berkata : “Mereka juga memohon ampun kepada Mu?” Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman : “Ketahuilah hai para Malaikat Ku, Sesungguhnya Aku telah mengampuni mereka, memberikan apa yang mereka minta dan melindungi mereka dari neraka.” Para Malaikat berkata : “Ya Rabb, didalam majelis itu ada seorang hamba yang banyak berbuat dosa dan kebetulan hanya lewat lalu duduk bersama mereka.” Allah Subhanahu wa ta’ala pun berfirman : “Sesungguhnya Aku telah mengampuni orang tersebut. Sesungguhnya mereka itu adalah suatu kaum yang teman duduknya tidak akan celaka karena mereka.” [Diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimahullah didalam shahih nya, hadits no 6839 : 2689]\
3. Duduk dalam majlis Quran (dengan sengaja)
Jika sebelumnya orang yang kebetulan lewat lalu mampir ke sebuah majlis qur’an, atau alasan lain yang mengharuskan ia duduk dlalam majlis tersebut maka iapun ikut mendapatkan keutamaan dan keberkahan majlis Al qur’an. lalu bagaimana halnya jika duduk di majlis al Qur’an memang sengaja ingin mendengar dan belajar al Qur’an melalui majlis tersebut? Berikut penjelasan hadits Rosululloh SAW
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ نَـفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُـرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا ، نَـفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُـرْبَةً مِنْ كُـرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَـى مُـعْسِرٍ ، يَسَّـرَ اللهُ عَلَيْهِ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، وَمَنْ سَتَـرَ مُسْلِمًـا ، سَتَـرَهُ اللهُ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، وَاللهُ فِـي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ ، وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًـا ، سَهَّـلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَـى الْـجَنَّةِ ، وَمَا اجْتَمَعَ قَـوْمٌ فِـي بَـيْتٍ مِنْ بُـيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ ، وَيَتَدَارَسُونَـهُ بَيْنَهُمْ ، إِلَّا نَـزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ ، وَغَشِـيَـتْـهُمُ الرَّحْـمَةُ ، وَحَفَّـتْـهُمُ الْـمَلاَئِكَةُ ، وَذَكَـرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ ، وَمَنْ بَطَّـأَ بِـهِ عَمَلُـهُ ، لَـمْ يُسْرِعْ بِـهِ نَـسَبُـهُ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allâh melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allâh Azza wa Jalla memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allâh akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat. Allâh senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya. Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allâh akan mudahkan baginya jalan menuju Surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allâh (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenteraman akan turun atas mereka, rahmat meliputi mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allâh menyanjung mereka di tengah para Malaikat yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang diperlambat oleh amalnya (dalam meraih derajat yang tinggi-red), maka garis keturunannya tidak bisa mempercepatnya.”
Belum ada tanggapan untuk "Ini Yang Harus Anda Lakukan Jika Ingin Merasakan Kedahsyatan Al Qur'an (Bag. 1)"
Posting Komentar