Ayat 3 dan 5
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.”
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.”
Tafsir
Setelah Alloh ta’alaa menyebutkan bahwa orang-orang yang bertaqwa adalah mereka yang mengambil manfaat dan menjadikan al quran sebagai petunjuk, selanjutnya Alloh menjelaskan tentang sifat orang-orang yang bertaqwa. Disebutkan dalam ayat ini ada 5 sifat (ciri-ciri)
Pertama : Iman dengan perkara ghoib, sebagaiman firman Alloh : الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ (mereka yang beriman kepada yang ghaib) artinya mereka yang mengakui terhadap perkara ghoib (yang tidak terindrawi) baik tentang Alloh, Malaikat, kitab-kitab-Nya, Rosul-rosulnya, Hari kiamat, taqdir baik dan buruk. Dan semua hal yang telah di jelaskan oleh Alloh akan keghoibannya.
Kedua : Mendirikan Sholat, berdasarkan firman Alloh: وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ (yang mendirikan shalat) dalam arti menegakkan sholat dengan sebenar-benarnya, sebagaimana yang telah dicontohkan Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam. Dan yang dimaksud sholat disini mencakup sholat wajib dan sunnah.
Ketiga : Menginfakkan apa-apa yang telah diberikan oleh Alloh, berdasarkan firman Alloh : وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka) artinya apa saja yang telah kami (Alloh) berikan dari harta benda mereka infaqkan. Makna “مِنْ” dalam ayat ini ada dua kemungkinan yaitu ada kalanya litab’idh (sebagian) atau lilbayaan (penjelasan).
Keempat : Beriman dengan kitab-kitab, hal ini berdasarkan firman Alloh : وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ (Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu) artinya beriman kepada semua kitab yang telah Alloh turunkan kepada Rosul utusan-Nya, dan disini Al Qur’an disebutkan pertama kali walaupun secara urutan penurunan paling terakhir. Mengapa? Karena Al Qur’an merupakan Muhaimin (penjaga) isi kitab-kitab terdahulu dan penghapus syariat yang terkandungnya. Maka yang dimaksud dengan “Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu” adalah Taurot, Injil, Zabur, Shuhuf Ibrohim dan Musa, dan yang lainnya.
Kelima : Iman kepada hari Akhir, berdasarkan firman Alloh : وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ (serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat) yang dimaksud kehidupan akhirat disini adalah hari kebangkitan setelah kematian, dan seluruh rentetan peristiwa hari kiamat, seperti pembalasan dan seterusnya. Sebenarnya iman dengan hari qiamat juga termasuk iman dengan perkara Ghoib namun disini Alloh mengulanginya lagi secara khusus dikarenakan pentingnya perhatian kita akan hari itu. Beriman dengan hari kebangkitan menjadikan kita semangat untuk melakukan perintah dan menjauhi larangan. Dan Iiqoon atau yaqin adalah buah dari iman yang tidak tercampuri oleh keraguan sedikitpun.
Dan firman Alloh Ta’alaa : أُولَئِكَ (mereka itulah) adalah isim isyaraoh (kata tunjuk) untuk menunjuk mereka orang yang memiliki 5 sifat diatas, dan penggunaan kata tunjuk jauh (itu) dikarenakan tingginya kedudukan mereka dihadapan Alloh Ta’alaa.
Firman Alloh : عَلَى هُدىً (yang tetap mendapat petunjuk) artinya berdasarkan ilmu dan taufiq bimbingan Alloh Ta’alaa, seolah mereka berjalan diatas jalan yang sangat terang, tidak adalagi yang samar sehingga menuntun mereka beramal sholih. Tatkala kebanyakan orang tidak mampu memahami rahasia-rahasia dan hikmah yang tersembunyi dibalik hokum Alloh, mereka mampu memahaminya dengan baik tanpa keraguan sedikitpun. Bahkan ketika musibah menimpanya mereka tetap tegar menghadapinya seolah bukan musibah yang sedang mereka hadapi namun sebuah kebahagiaan. Inilah hidayah yang telah membimbingnya laksana lentera yang selalu menerangi perjalanannya.
Hidayah laksana nahkoda kapal yang menyelamatkan dari kehanyutan ditengah laut. Mereka kokoh diatas petunjuk dikarenakan petunjuk itu diatasnya.
Firman Alloh : مِنْ رَبِّهِمْ (dari Tuhan mereka) artinya Tuhan yang telah menciptakannya, mengatur urusannya, yang akan menyelamatkan dunia akhirat.
Firman Alloh : وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (dan merekalah orang-orang yang beruntung) ini adalah sebuah kalimat yang luas maknanya, beruntung karena dihilangkannya semua keburukan dan diganti dengan memperoleh kebaikan. Kebahagiaan menjadi tujuan sementara usaha menjadi jembatan untuk menggapainya yaitu lima hal diatas.
Faidah ayat :
1. Diantara sifat-sifat orang yang beriman adalah yakin dengan perkara ghoib, karena jika beriman dengan perkara yang Nampak (terinderawi) bukan dinamakan iman, sebab sesuatu yang terindrawi tidak mungkin di ingkari
2. Diantara sifat-sifat orang yang beriman adalah menegakkan sholat, baik yang wajib maupun sunnah.
3. Diantara sifat-sifat orang yang beriman adalah menginfakkan apa-apa yang telah Alloh berikan berupa harta dan yang lainnya. Baik infaq wajib seperti zakat maupun infaq sunnah seperti sedekah dan lainnya.
4. Infaq yang dikeluarkan dari hasil merampas tidak sah, sebab itu bukan harta miliknya maka infaqnya tidak diterima
5. Infaq selain zakat tidak ada batas jumlah tertentu, disebabkan keumuman dalil yang terdapat dalam ayat diatas. Maka boleh menginfaqkan seluruh hartanya seperti yang pernah dilakukan Abu Bakar Ash Shidiq, namun dengan syarat apabila tidak sampai mengabaikan infaq wajib, seperti menafkahi keluarga dan sebagainya. Sebab perkara wajib harus didahulukan dari pada perkara sunah
6. Tercelanya orang bakhil (pelit) disebabkan Alloh memuji orang yang berinfaq, dan pujian ini dikarenakan kedermawanannya menginfakan harta. Maka sebaliknya bakhil adalah sifat tercela yang Alloh sudah mengingatkan dalam banyak ayat-Nya. Yang perlu diperhatikan Alloh tidak menyebutkan dimana infaq itu dikeluarkan. Tetapi Alloh menyebutkan contoh infaq yang terpuji adalah yang diinfakkan dijalan Alloh dengan tidak berlebihan juga kurang.
7. Diantara ciri-ciri orang mutaqin adalah orang yang beriman terhadap kitab yang ditururnkan kepada Nabi Muhammad dan nabi sebelumnya.
8. Diantara ciri-ciri orang bertaqwa percaya terhadap hari kebangkitan dengan tanpa ragu sedikitpun
9. Pentingnya iman kepada akhirat, karena iman terhadap akhirat akan menjadi motivasi dalam beramal, karenanya Alloh selalu menyertakan iman kepada-Nya dengan iman kepada akhirat, adapun orang yang tidak beriman terhadap akhirat tidak memilki semangat untuk beramal, kalaupun beramal semata-mata untuk kepentingan duniawinya saja. Maka apapun yang dianggap menguntungkan untuk kehidupannya akan dilakukan seperti mencuri, korupsi, berdusta dan seterusnya.
10. Selamatnya jalan hidup orang-orang yang bertaqwa
11. Rububiyah Alloh terkadang bersifat umum dan juga khusus, dan terkadang kedua-duanya bersamaan. Seperti firman Alloh tentang tukang sihirnya firaun QS. Al A’rof :121-122.
12. Akhir perjalanan hidup orang-orang bertaqwa adalah kebahagiaan.
13. Kebahagiaan bertingkat-tingkat, tergantung pada kadar ketaqwaan yang telah disebutkan diatas, jika hilang salah satu
Walloohu ‘alam bishowab…
*Tulisan ini merupakan materi kajian tafsir yang diselenggarakan oleh Griya Tahfizhul Qur’an Al Husainiy setiap malam jum’at, dengan referensi Kitab Tafsir karya Syaikh Muhammad Ibnu Sholih Al ‘Utsaimin.
Belum ada tanggapan untuk "TAFSIR SURAT AL BAQOROH 3-5"
Posting Komentar