Inspirasi Terbaru :
Loading...
  |

Seri ke 10 Adab Anak kepada Orang Tua

Pendahuluan

Alloh SWT tidak pernah menyertakan perintah Iman dengan perintah lainnya, kecuali Alloh perintahkan untuk ihsan kepada orang tua. Begitu juga tidak menyuruh bersyukur kepada-Nya, kecuali perintah bersyukur pula terhadap orang tua.

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa (QS An Nisa : 36)

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS luqman 14)

Sungguh tidak ada kemuliaan paling besar, hukum yang paling adil, inilah wasiyat Alloh Jalla wa’ala dan wasiat Nabi-Nya :

الكبائر: الإشراك بالله، وعقوق الوالدين، وقتل النفس واليمين الغموس رواه البخاري

Artinya : Yang termasuk dosa besar adalah : menyekutukan Alloh, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh tanpa haq, dan sumpah palsu. (HR Bukhori)

Dan jika kita perhatikan dari realita yang ada bahwa orang-orang sholih mereka sangat berbakti kepada kedua orangtua, dan jika kita perhatikan orang-orang yang durhaka kepada kedua orangtua adalah mereka orang-orang tholih, jauh dari ilmu agama dan keras hatinya.

Dan diantara contoh akhlak orang sholih dalam berbakti kepada kedua orang tua adalah sebagaimana yang dilakukan seorang yang menggendong ibunya sambil thowaf mengelilingi ka’bah. Kemudian ia mendatangi sahabat Ibnu Abbas lalu berkata : apakah aku sudah menunaikan kewajibanku membalas kebaikannya? Ibnu Abbas menjawab : Belum! Meskipun hanya satu kali erangan saat melahirkanmu, tapi kamu sudah berbuat baik, bagimu pahala.

Berikut ini beberapa etika berbakti kepada kedua orangtua 

1. Mengetahui bahwa hal ini merupakan wasiat langsung dari Alloh SWT, bahkan Alloh menyertakan perintah ibadah dengan perintah taat pada orangtua, hal ini sebagai bukti penghormatan dan pengagungan terhadap kedudukan orang tua. Dan juga wasiat Nabi untuk berbuat baik kepada keduanya, menjalin hubungan dengannya dan melayani kebutuhannya.

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (QS Al isro 23-24)


وعن أبي هريرة قال: جاء رجل الى رسول الله فقال: يا رسول الله: من أحق الناس بحسن الصحبة؟ قال: أمّك ثم أمّك ثم أمّك ثم أباك ثم أدناك أدناك متفق عليه

Artinya : Dari Abu Hurairoh berkata: Telah datang seseorang kepada Rosululloh SAW, lalu berkata : Wahai Rosululloh, siapakah orang yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku? Beliau menjawab : Ibumu, kemudian ibumu, kemudian ibumu, kemudian bapakmu kemudian kerabatmu dan kerabatmu. (Muttafaqun ‘alaih)

2. Mengucapkan salam saat bertemu maupun berpisah dengan keduanya sembari mencium tangannya

3. Menghargai kemampuannya, menghormati kedudukannya dan berdiri sebagi penghormatan saat keduannya datang

4. Menjaga tata krama saat berbicara dengan keduanya, melembutkan suara dan tidak berbicara melebihi suara keduanya

5. Memenuhi panggilan keduanya, taat terhadap perintah keduanya, bersegera memenuhi segala kebutuhan keduanya, menjalankan wasiat keduanya setelah meninggal, tanpa melawan sedikitpun kecuali jika perintah atau wasiat tersebut melanggar aturan Alloh Ta’alaa.

6. Membahagiakan keduanya dengan berbagai macam kebaikan untuknya, memberi hadiah, dan menunjukan rasa sayang terhadap keduanya dengan melakukan hal-hal yang membahagiakan keduanya.

7. Menjaga harta kekayaan keduanya, serta tidak mengambil sedikitpun kecuali atas izin darinya

8. Menjaga nama baik keduanya, dan tidak mencela dengan mencaci maki keduanya.

عن عبدالله بن عمرو ما أن النبي قال: من الكبائر شتم الرجل والديه. قالوا: وهل يشتم الرجل والديه؟ قال: نعم، يسب أبا الرجل فيسبّ أباه، ويسبّ أمه فيسبّ أمه). متفق عليه

Dari Abdulloh bin Amr berkata, Rosululloh SAW bersabda : Termasuk dosa besar, adalah seseorang mencaci maki orangtua, Sahabat bertanya : Apakah mungkin seseorang mencaci maki orangtuanya? Beliau menjawab : Ya, yaitu mencaci maki seorang ayah, lalu orang tersebut mencaci maki ayahnya, dan mencaci maki seorang ibu lalu orang tersebut mencaci maki ibunya. (Muttafaqun ‘alaih)

9. Membersihkan tempat tidurnya, tidak mengganggu istirahatnya, serta tidak masuk kedalam kamarnya tanpa seizin keduanya.

10. Tidak memotong pembicaraan keduanya, mendebat, menentang, mencela, mengejek

atau menertawakan keduanya

11. Hindari menjulurkan tangan saat mengambil makanan dihadapan keduanya, dan

mengambil makanan yang masih bagus serta menyisakan yang jelek untuk keduanya.

12. Hindari mendahului keduanya saat berjalan, keluar, masuk dan duduk.

عن أبي هريرة أنه رأى رجلين فقال لأحدهما: ما هذا منك؟ قال: أبي. فقال: لا تسمّه باسمه، ولا تمش أمامه، ولا تجلس قبله

Dari Abu Hurairoh, Rosululloh melihat ada dua orang, lalu beliau bertanya kepada salah satunya, siapakah ini? Dia menjawab : Ayahku, Lalu Rosululloh berkata : Jangan kau panggil dengan namanya, jangan berjalan mendahuluinya, dan jangan duduk didepannya.”

13. Hindari menjulurkan kaki dihadapan keduanya atau duduk ditempat yang lebih tinggi dari keduanya.

14. Bermusyawarah dengan keduanya dalam segala permasalahan, meminta pendapat dari keduanya, dan mengambil pelajaran dari pengalaman hidup keduanya.

15. Memperbanyak doa untuk keduanya, memohon kepada Alloh agar membalas segala kebaikan keduanya dengan yang lebih baik.

16. Menziarahi kuburannya jika sudah wafat, dan mengingat kebaikan dan kasih sayangnya.

17. Menjalankan wasiat keduanya, menyambung silaturahim keluarganya, dan membantu orang-orang kesayangannya sewaktu masih hidup.


عن مالك بن ربيعة الساعدي قال: بينما نحن جلوس عند رسول الله إذ جاءه رجل من بني سلمة فقال: يا رسول الله هل بقي من برّ أبويّ شيء أبرهما به بعد موتهما؟ فقال: نعم، الصلاة عليهما، والاستغفار لهما، وإنفاذ عهدهما من بعدهما، وصلة الرحم التي لا توصل إلا بهما، وإكرام صديقهما . رواه أبو داود

Dari Malik bin Rabi’ah As Sa’diy, berkata : Ketika kami sedang duduk bersama rosululloh SAW tiba-tiba datang seorang dari Bani Salamah, lalu berkata : Ya Rosululloh apakah masih ada sisa kebaikan yang bisa saya lakukan sepeninggal kedua orang tuaku? Beliau menjawab : Ya, yaitu mendoakan keduanya, memohonkan ampun untuk keduanya, melaksanakan janji keduanya, dan menyambung silaturrahim kepada kerabat keduanya, dan memuliakan teman keduanya. (HR Abu Dawud)

18. Hindari melakukan hal-hal yang bisa menyakiti hati keduanya, seperti : Marah, memandang dengan kemarahan (melotot), memalingkan wajah, acuh terhadap pembicaraannya, jemu dengan keduanya, mengeraskan suara melebihi suara keduanya, melukai hatinya dengan kata-kata yang menyakitkan, dan memandang remeh, merasa paling benar, menganggap anak lebih baik dari orangtuanya, malu mencantumkan nasab atau nama orangtua karena kemiskinannya, setelah dirinya sukses, pelit dan melupakan jasa keduanya, lebih mengutamakan orang lain ketimbang orang tuanya, bersahabat dengan orang yang tidak berbakti kepada kedua orang tuanya.

Rosululloh bersabda :

قال عليّ كرّم الله وجهه: لو علم الله تعالى شيئا في العقوق أدنى من كلة (أف) لحرمّه. فليعمل العاق ما شاء أن يعمل فلن يدخل الجنة، وليعمل البار ما شاء أن يعمل فلن يدخل النار

Sahabat Ali rodhiyallohu ‘anh, berkata : Kalau Seandainya Alloh mengetahui ada bentuk durhaka yang lebih rendah daripada perkataan “Uf” (hus, dll) sungguh Alloh akan haramkan itu. Maka silahkan anak durhaka berbuat semaunya maka ia tidak akan masuk surga, dan silahkan anak yang berbakti berbuat semaunya ia tidak bakalan masuk neraka.



Baca Juga Artikel ini:

Belum ada tanggapan untuk "Seri ke 10 Adab Anak kepada Orang Tua"

Posting Komentar